Rabu, 26 November 2008

PUISI~QU

SENJA BERDUA
By. Superman '80

SENJA DI ATAS TELAPAK TANGAN BIDADARI DAN MENARI-NARI
Mencari kapan awal pertama kau akan berani mengatakan
BAHWA SEBENARNYA PENYAIR TIDAK AKAN PERNAH MEMULAI
Dengan awal dan tidak pula dengan akhir
SEMUANYA TELAH ADA JAUH SEBELUM AWAL DAN AKHIR
Cobalah terkah, seberkas kertas putih
Pemberian seseorang dan seseorang itu aku
Jangan tunduk, jangan termangu, jangan pernah mengawali
Kalau hanya untuk mengakhiri
Jangan sebut namaku sesaat saat senja menutup mata
Tatap mataku karena senja hari ini
Sudah kubuat menari-nari di depanmu
Katakan apa yang ingin kau katakan
Sebelum aku mengatakan apa yang akan kau katakan
Kembalikan aku seperti semula
Seperti seberkas kertas putih pemberianku
Biarkan aku kembali
Sebab kudeklarasikan tidak ada lagi aku
Yang ada Kita
Kau dan aku menjadi Kita
Dan kutahu kau juga ingin menjadi Kita
Tidak ada lagi Kau, dan tidak ada lagi Aku
Yang ada Kita
Jika senja redup
Kubiarkan
Dan isinkan Kita Berdua
Tidak dengan mereka
Tidak dengan siapa-siapa
Yang ada Kita Berdua
Ya Kita Berdua.Titik


TATAP

By. Superman '80
Dengan segala kekuranganku ku coba menyapa awan
Dengan keluguan akan diriku ku coba menatapmu
Dengan apa adanya kusapa birumu
Dengan kepolosanku kucoba tebak apakah ada biru di atas awanmu
Tiada dayaku kembali kutarik angin biarkan masuk kepori–pori jantungku
Takkala engkau kembali meniupkan agin segar itu
Tegaklah aku dengan bayangku tak tahu berbuat apa
Tatap aku dengan senyummu meski tatap hampa
Biarkan aku mengembara di atas tatapmu
Besok juga hari kembali tersenyum
Bersama senyum yang kau hadiahkan sejak awal kau kutatap
Berjalan mengitari semua tatap yang kau berikan
Jangan hentikan semua yang telah kita awali
Jangan menyapaku hanya lewat kegelapan diantara abstrak dan konkret
Jalanan yang konsentris membuatku lelah berfikir
Jujur tak tahu memilih jalan mengawali awal yang berawalan
Mungkin dengan cara menyapamu lewat kata
Mengawali awal yang sudah diawali dengan awalan
Mungkin aku masih perlu belajar dengan kekuranganku untuk menyatakannya
Mungkin saat tepat mengungkap kebenaran ketika tak ada lagi kata mungkin
Tapi........
Mungkinkah ?


Tidak ada komentar:

        W a h i d H i d a y a t

SALAM

Salam Manis, Salam damai, dan kecup segi tiga....
pilihan yang paling bijak dalam mengarungi hidup adalah membuka diri menerima insan lain mengenal dan dikenal, sebab tak ada pilihan, tak ada harapan, tak ada kehangatan, tanpa ada sosok lain dalam hidup kita. bagi teman-teman yang ingin dekat, berpetualang, dan menemukan kisah baru dalam hidup.... memasuki blog saya, i2 adalahpilihan tepat....
Nama saya WAHID HIDAYAT RANI ARIFIN, lahir di Bantaeng pada tanggal 12 April 1980, anak pertama dari dua bersaudara, hoby saya melukis, menulis dan membaca puisi, serta nonton film. aktivitas keseharian sebagai tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Bantaeng dan mengajarkan mata pelajaran Seni Peran.

AKU

AKU
jangan pandang aku dengan mata seblahmu

PUISI

Sekuntum bunga yang telah menghiasi sebuah Pot berukiran lilitan batik, memberikan sebuah suasana baru bagi kehidupan baru. Mekarnya kembang yang telah lama kuncup memberikan sebuah kejutan bagi perasaan gunda. Namun, semuanya hanya deretan batu cadas tak bersemaikan hijau yang ada hanya kegersangan. Seperti genangan air yang menanti anak sungai. Seperti ilalang yang tumbuh tanpa tahu siapa yang menginginkannya. Seperti murai yang hanya bisa berkicau tanpa tahu esok bisakah dia kembali berkicau. Seperti halnya Sang Penguasa yang tak tahu untuk apa dia berkuasa. Seperti Tanya yang menyelimuti kediaman jiwaku Akankah engkau bisa menjadi embunku disaat fajar kembali tersenyum Segala wangi telah kucoba tebarkan pada sela-sela dinding keabadian Akankah ada orang yang mau mengerti tantang keabadian dikemudian hari dengan cerita tentang engkau dan aku. Angan yang terhempas membisu tidak bisa berucap apa-apa Semua terdiam membisu Kembali hanya pusaran angin yang tak tahu akan berhembus kemana Bukanlah sebuah istana yang megah jika tak sekuntum bunga pun yang bisa merangkai diri pada mahkota yang melilit, yang suatu saat nanti menjadi sebuah kastil yang tak meninggalkan apa-apa. Silakan berucap tentang cerita antara aku dan engkau dalam impian pada malam terakhir dan kurangkai bunga pada detik-detik kau berucap ya!.