Langganan:
Posting Komentar (Atom)
SALAM
Salam Manis, Salam damai, dan kecup segi tiga....
pilihan yang paling bijak dalam mengarungi hidup adalah membuka diri menerima insan lain mengenal dan dikenal, sebab tak ada pilihan, tak ada harapan, tak ada kehangatan, tanpa ada sosok lain dalam hidup kita. bagi teman-teman yang ingin dekat, berpetualang, dan menemukan kisah baru dalam hidup.... memasuki blog saya, i2 adalahpilihan tepat....
Nama saya WAHID HIDAYAT RANI ARIFIN, lahir di Bantaeng pada tanggal 12 April 1980, anak pertama dari dua bersaudara, hoby saya melukis, menulis dan membaca puisi, serta nonton film. aktivitas keseharian sebagai tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Bantaeng dan mengajarkan mata pelajaran Seni Peran.
pilihan yang paling bijak dalam mengarungi hidup adalah membuka diri menerima insan lain mengenal dan dikenal, sebab tak ada pilihan, tak ada harapan, tak ada kehangatan, tanpa ada sosok lain dalam hidup kita. bagi teman-teman yang ingin dekat, berpetualang, dan menemukan kisah baru dalam hidup.... memasuki blog saya, i2 adalahpilihan tepat....
Nama saya WAHID HIDAYAT RANI ARIFIN, lahir di Bantaeng pada tanggal 12 April 1980, anak pertama dari dua bersaudara, hoby saya melukis, menulis dan membaca puisi, serta nonton film. aktivitas keseharian sebagai tenaga pengajar di SMA Negeri 1 Bantaeng dan mengajarkan mata pelajaran Seni Peran.
AKU
PUISI
Sekuntum bunga yang telah menghiasi sebuah Pot berukiran lilitan batik, memberikan sebuah suasana baru bagi kehidupan baru.
Mekarnya kembang yang telah lama kuncup memberikan sebuah kejutan bagi perasaan gunda.
Namun, semuanya hanya deretan batu cadas
tak bersemaikan hijau yang ada hanya kegersangan.
Seperti genangan air yang menanti anak sungai.
Seperti ilalang yang tumbuh tanpa tahu siapa yang menginginkannya.
Seperti murai yang hanya bisa berkicau tanpa tahu esok bisakah dia kembali berkicau.
Seperti halnya Sang Penguasa yang tak tahu untuk apa dia berkuasa.
Seperti Tanya yang menyelimuti kediaman jiwaku
Akankah engkau bisa menjadi embunku disaat fajar kembali tersenyum
Segala wangi telah kucoba tebarkan pada sela-sela dinding keabadian
Akankah ada orang yang mau mengerti tantang keabadian dikemudian hari dengan cerita tentang engkau dan aku.
Angan yang terhempas membisu tidak bisa berucap apa-apa
Semua terdiam membisu
Kembali hanya pusaran angin yang tak tahu akan berhembus kemana
Bukanlah sebuah istana yang megah jika tak sekuntum bunga pun yang bisa merangkai diri pada mahkota yang melilit, yang suatu saat nanti menjadi sebuah kastil yang tak meninggalkan apa-apa.
Silakan berucap tentang cerita antara aku dan engkau dalam impian pada malam terakhir dan kurangkai bunga pada detik-detik kau berucap ya!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar